ARVC Team

Team ARVC saat berada di jembatan Suramadu.

ARVC Team

ARVC Team berpartisipasi dalan kegiatan JAMNAS PVN 3 di Malang

ARVC Team

ARVC Team berpartisipasi pada Vario Showcase di JAMNAS PVN 3 di Malang.

ARVC Team

ARVC Team dalam perjalanan menuju JAMNAS PVN 3 di Malang

ARVC Team

ARVC Team bersama anggota club motor Vario di JAMNAS PVN 3 di Malang

Kamis, 15 Januari 2015

Loyalitas dan Implementasinya Dalam Suatu Organisasi.

Organisasi merupakan wadah/sarana bagi suatu kelompok individu yang minimal punya suatu kesamaan visi dan misi. Satu hal penting yang sangat diperlukan oleh sebuah organisasi untuk mempertahankan keberadaannya adalah loyalitas dan kebersamaan dari anggotanya. Loyalitas erat kaitannya dengan kesetiaan. Seorang anggota yang memiliki loyalitas terhadap organisasinya memiliki kesadaran pribadi untuk memanfaatkan semua potensi yang ada dalam dirinya demi kemajuan organisasi.

Loyalitas dapat diartikan tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam pelaksanaan tugas. Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk melenggangkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun.

Loyalitas anggota memegang peranan krusial dalam jalannya organisasi. Tata aturan yang sempurna, program kerja yang brilian, tanpa disertai dengan loyalitas para eksekutornya adalah hal yang sia-sia. Secara lebih riil, anggota tersebut akan menaati segala bentuk tata tertib yang berlaku, mendukung program kerja dengan mengikutsertakan diri sebagai partisipan aktif. Bahkan menjadi pengurus/kreator ide-ide penting untuk membangun organisasi dari dalam.
 
Loyalitas yang dimilki oleh setiap organisator juga berpengaruh pada kelanjutan suatu organisasi dalam melaju pada rel visi dan misi. Jika suatu organisasi sudah melenceng dari jalur visi dan misi yang ada, besar kemungkina bahwa rasa loyalitas yang dimilki oleh para anggotanya telah kropos dan lapuk. Karena jika memang loyalitas benar-benar ada pada setiap anggota, tidak mungkin mereka akan membiarkan dan bahkan membawa organisasi tersebut ke arah yang menyimpang dari rel visi dan misi.

Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan dan komitmen antara anggota dalam suatu organisasi. Dalam kenyataannya, pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk bagi kelangsungan organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka. Singkat kata, mereka hanya aktif mengikuti kegiatan yang mereka inginkan.

Komitmen organisasi tidak kalah pentingnay. Komitmen dapat diartikan sebuah ikatan emosional yang meliputi keterlibatan dalam suatu organisasi dan mempunyai keinginan untuk menggunakan upaya yang tinggi demi mencapai tujuan organisasi. Komitmen organisasi dapat tumbuh manakala harapan kerja terpenuhi oleh organisasi, dengan adanya harapan kerja yang terpenuhi maka akan timbul kepuasan kerja, sehingga komitmen dapat berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja anggota. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar loyalitas atau ketaatan keanggotaan biasa dan pasif, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan pada tingkat daya upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.

Implemetasi yang terwujud dalam bentuk loyalitas anggota terhadap organisasi, dapat dilakukan dengan memasukkan kebutuhan dan keinginan anggota dalam tujuan organisasi. Dengan demikian akan menimbulkan suasana saling mendukung diantara para anggota dengan organisasi. Sehingga akan membuat anggota dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena anggota memahami tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.

Nilai subtansi dari sebuah organisasi adalah bukan pada masa kejayaan yang pernah diraihnya. Namun lebih dari itu, organisasi akan lebih mempunyai ‘harga’ jika organisasi tersebut bisa mengantarkan para anggotanya ke arah visi dan misinya dan berhasil menanamkan rasa loyalitas tinggi pada jiwa setiap anggotanya. Sehingga dari itu semua, organisasi tadi benar-benar mampu mempertahankan eksistensinya meskipun banyak rintangan yang dihadapi.

Nasib organisasi tersebut ke depannya akan ditentukan oleh tingkat loyalitas anggotanya. Apabila anggota merasa “malas” maka untuk merealisasikan program kerja organisasi akan terasa sangat sulit. Tidak lain alasan dari itu semua adalah karena kurangnya rasa memiliki oleh setiap anggotanya. Ya, dari sini penulis kembali menyatakan bahwa loyalitas amat sangat berarti bagi eksistensi sebuah organisasi. Loyalitas ibarat ruh bagi organisasi. Dan tentunya, tanpa ruh, sebuah organisasi tak akan mampu bernafas lebih lama, yang akhirnya berakibat dan berujung pada ‘matinya’ organisasi tersebut.