Di dunia ini kita tidak terlepas dari yang namanya organisasi,
(1) kesatuan (susunan) yg terdiri atas bagian-bagian (orang)
perkumpulan untuk tujuan tertentu; (2) kelompok kerja sama antara
orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama, baik secara
langsung maupun tidak. Dalam arti kata organisasi diartikan seperti
yang telah disebutkan di atas, yaitu sekelompok orang atau kumpulan
orang yang ingin mencapai tujuan bersama (intinya). Oleh sebab itu,
muncullah yang namanya kerjasama tim namun terkadang suka salah
penapsiran. Salah penapsiran ini terjadi ketika melaksanakan suatu
program kerja atau ketika menghadapi masalah. Satu pekerjaan dikerjakan
oleh banyak orang dan yang paling seringnya ketua yang jadi tumbal
penyelesaian pekerjaan. Seorang ketualah yang sibuk sendiri atau hanya
beberapa orang yang mengerjakan pekerjaan atau program kerja tersebut.
Hal ini terjadi karena tiga faktor: (1) ketua kurang percaya terhadap
anggota kelompoknya; (2) ketua tidak mampu mengendalikan komitmen
anggota sehingga tidak konsisten dalam pendirian/keputusan; (3) adanya
anggota yang menggantungkan diri pada kemampuan orang lain. Sehingga
tidak ada inisiatif dari dalam dirinya untuk melaksanakan pekerjaan
yang telah diberikan ketua kepadanya. Berdasarkan faktor-faktor
tersebut seorang ketualah yang akan menerima kerugian besar dalam
setiap program kerja yang dilaksanakan sisanya nama baik organisasi
atau kelompoklah yang kena.
Seorang ketua setidaknya memiliki komunikasi yang baik dengan
anggotanya, konsisten dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan
aturan, dan pendelegasian anggota yang jelas. Dengan komunikasi yang
baik ketua akan mampu menjaring anggota kelompoknya untuk mau mengikuti
aturan main ketua dan kesepakatan-kesepakatan lain; konsisten ketua
dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan aturan berguna untuk
membatasi anggota ketika pelaksanaan program kerja (bukan berarti
membatasi ruang gerak anggota) sehingga segaris dengan apa yang
diinginkan oleh ketua dan kelompok pada awal pembentukan kelompok;
terakhir pendelegasian yang jelas (pemberian wewenang dan tanggung jawab
kepada orang lain) artinya ketua harus mampu mengatur
anggota-anggotanya dan mengetahui kemampuan anggotanya sehingga
pembagian kerja jelas tidak ada tumpang tindih pengerjaan program kerja.
Dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini kelompok/organisasi akan
harmonis, tidak lagi ada keluhan mengenai kesalahan penempatan oleh
ketua. Selain itu, ketua harus memiliki kemampuan lain, seperti
kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir ini akan sangat berguna ketika
menghadapi situasi permasalahan yang rumit. Kemampuan berpikir ini
diperoleh berdasarkan pengalaman membaca buku, lingkungan, perilaku, dan
pengajaran dari orang lain (pelatihan kepemimpinan). Kemampuan
berpikir ini akan membuat ketua akan cepat tanggap terhadap apa yang
dirasakan dan dilakukan anggotanya. Sehingga tidak keliru dalam
pengambilan kepurusan atau aturan main kelompok, setidaknnya mendekati
kesesuaian dengan anggota.
Anggota, kita beralih kepada anggota kelompok, juga harus memiliki
kemampuan seperti ketua. Kemampuan komunikasi yang baik agar tetap bisa
menjaga keharmonisan dengan anggota kelompok/organisasi yang lain.
Kemampuan untuk tetap konsisten terhadap komitmennya jangan sampai
meninggalkan kelompok/organisasi karena masalah sepele dan mampu
konsekuen terhadap apa yang terjadi dalam kelompok/organisasi, terutama
ketika mendapatkan pembagian tugas. Sehingga anggota tidak lagi
menunggu teguran dari ketua ketika ada permasalahan atau meninggalkan
kelompok/organisasi karena ketidak cocokan dengan ketua.
Orang masuk ke dalam sebuah kelompok/organisasi bukan berarti
langsung tahu apa yang diinginkannya. Bisa saja orang ini masuk ke
dalam kelompok/oraganisasi karena pacar, jabatan, dan jaminan keuangan.
Nah, orang-orang seperti inilah yang suka menghilang ditengah
perjalanan kelompok/organisasi. Hal ini terjadi karena orang yang masuk
tersebut merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang yang lain.
Ketakutan tersaingi ketika promosi jabatan, ketakutan ada yang merebut
pacarnya, dan ketakutan tidak mendapatkan bagian yang lebih besar. Ini
adalah contoh anggota atau ketua kelompok/organisasi yang tidak baik.
Nantinya orang seperti ini akan merugikan dirinya sendiri dan
kelompok/organisasi.
Hal-hal tersebut tidak hanya di kalangan kelompok/organisasi kecil
tetapi juga terjadi di dunia kerja, seperti perusahaan-perusahaan yang
bergerak dibidang perbankkan, bursa transper/penjualan saham, dan di
lingkungan keluarga pun terjadi demikian.
Intinya dalam sebuah organisasi itu harus ada, (1). Komunikasi yang
baik antar orang-orang yang berada di dalam kelompok/organisasi, (2).
Konsisten dalam pengambilan keputusan, (3). Pendelegasian satu sama
lain jelas tidak ada yang tidak mengerti dengan jobdesk yang diberikan
oleh ketua (kasarnya ada yang belanja, ada yang masak, ada juga yang
makan masakannya, ada juga yang mencuci barang-barang yang selesai
dipakai).
Ketua bukan sebuah jabatan tapi sebuah tugas yang harus dilaksanakan
oleh yang memegang tambuk ketua. Anggota juga bukan sebuah beban
tetapi sebuah tugas. Jadi, keduanya memiliki tugas, hanya komposisinya
yang berbeda tapi keduanya tetap akan mempertangguangjawabkan tugasnya.
Semangat berorganisasi!!!
Sabtu, 05 Januari 2013
Ketua Organisasi Dan Kelompok Bukan Sebuah Jabatan
14.10