Sabtu, 05 Januari 2013

Ketua Organisasi Dan Kelompok Bukan Sebuah Jabatan


Di dunia ini kita tidak terlepas dari yang namanya organisasi, (1) kesatuan (susunan) yg terdiri atas bagian-bagian (orang) perkumpulan untuk tujuan tertentu; (2) kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama, baik secara langsung maupun tidak. Dalam arti kata organisasi diartikan seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu sekelompok orang atau kumpulan orang yang ingin mencapai tujuan bersama (intinya). Oleh sebab itu, muncullah yang namanya kerjasama tim namun terkadang suka salah penapsiran. Salah penapsiran ini terjadi ketika melaksanakan suatu program kerja atau ketika menghadapi masalah. Satu pekerjaan dikerjakan oleh banyak orang dan yang paling seringnya ketua yang jadi tumbal penyelesaian pekerjaan. Seorang ketualah yang sibuk sendiri atau hanya beberapa orang yang mengerjakan pekerjaan atau program kerja tersebut. Hal ini terjadi karena tiga faktor: (1) ketua kurang percaya terhadap anggota kelompoknya; (2) ketua tidak mampu mengendalikan komitmen anggota sehingga tidak konsisten dalam pendirian/keputusan; (3) adanya anggota yang menggantungkan diri pada kemampuan orang lain. Sehingga tidak ada inisiatif dari dalam dirinya untuk melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan ketua kepadanya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut seorang ketualah yang akan menerima kerugian besar dalam setiap program kerja yang dilaksanakan sisanya nama baik organisasi atau kelompoklah yang kena.
Seorang ketua setidaknya memiliki komunikasi yang baik dengan anggotanya, konsisten dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan aturan, dan pendelegasian anggota yang jelas. Dengan komunikasi yang baik ketua akan mampu menjaring anggota kelompoknya untuk mau mengikuti aturan main ketua dan kesepakatan-kesepakatan lain; konsisten ketua dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan aturan berguna untuk membatasi anggota ketika pelaksanaan program kerja (bukan berarti membatasi ruang gerak anggota) sehingga segaris dengan apa yang diinginkan oleh ketua dan kelompok pada awal pembentukan kelompok; terakhir pendelegasian yang jelas (pemberian wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain) artinya ketua harus mampu mengatur anggota-anggotanya dan mengetahui kemampuan anggotanya sehingga pembagian kerja jelas tidak ada tumpang tindih pengerjaan program kerja. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini kelompok/organisasi akan harmonis, tidak lagi ada keluhan mengenai kesalahan penempatan oleh ketua. Selain itu, ketua harus memiliki kemampuan lain, seperti kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir ini akan sangat berguna ketika menghadapi situasi permasalahan yang rumit. Kemampuan berpikir ini diperoleh berdasarkan pengalaman membaca buku, lingkungan, perilaku, dan pengajaran dari orang lain (pelatihan kepemimpinan). Kemampuan berpikir ini akan membuat ketua akan cepat tanggap terhadap apa yang dirasakan dan dilakukan anggotanya. Sehingga tidak keliru dalam pengambilan kepurusan atau aturan main kelompok, setidaknnya mendekati kesesuaian dengan anggota.
Anggota, kita beralih kepada anggota kelompok, juga harus memiliki kemampuan seperti ketua. Kemampuan komunikasi yang baik agar tetap bisa menjaga keharmonisan dengan anggota kelompok/organisasi yang lain. Kemampuan untuk tetap konsisten terhadap komitmennya jangan sampai meninggalkan kelompok/organisasi karena masalah sepele dan mampu konsekuen terhadap apa yang terjadi dalam kelompok/organisasi, terutama ketika mendapatkan pembagian tugas. Sehingga anggota tidak lagi menunggu teguran dari ketua ketika ada permasalahan atau meninggalkan kelompok/organisasi karena ketidak cocokan dengan ketua.
Orang masuk ke dalam sebuah kelompok/organisasi bukan berarti langsung tahu apa yang diinginkannya. Bisa saja orang ini masuk ke dalam kelompok/oraganisasi karena pacar, jabatan, dan jaminan keuangan. Nah, orang-orang seperti inilah yang suka menghilang ditengah perjalanan kelompok/organisasi. Hal ini terjadi karena orang yang masuk tersebut merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang yang lain. Ketakutan tersaingi ketika promosi jabatan, ketakutan ada yang merebut pacarnya, dan ketakutan tidak mendapatkan bagian yang lebih besar. Ini adalah contoh anggota atau ketua kelompok/organisasi yang tidak baik. Nantinya orang seperti ini akan merugikan dirinya sendiri dan kelompok/organisasi.
Hal-hal tersebut tidak hanya di kalangan kelompok/organisasi kecil tetapi juga terjadi di dunia kerja, seperti perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang perbankkan, bursa transper/penjualan saham, dan di lingkungan keluarga pun terjadi demikian.
Intinya dalam sebuah organisasi itu harus ada, (1). Komunikasi yang baik antar orang-orang yang berada di dalam kelompok/organisasi, (2). Konsisten dalam pengambilan keputusan, (3). Pendelegasian satu sama lain jelas tidak ada yang tidak mengerti dengan jobdesk yang diberikan oleh ketua (kasarnya ada yang belanja, ada yang masak, ada juga yang makan masakannya, ada juga yang mencuci barang-barang yang selesai dipakai).
Ketua bukan sebuah jabatan tapi sebuah tugas yang harus dilaksanakan oleh yang memegang tambuk ketua. Anggota juga bukan sebuah beban tetapi sebuah tugas. Jadi, keduanya memiliki tugas, hanya komposisinya yang berbeda tapi keduanya tetap akan mempertangguangjawabkan tugasnya. Semangat berorganisasi!!!